Perjalanan Ini Tak Selamanya Mulus. Pasti ada Yang Menorehkan Luka Dalam Hati


Manusia tercipta dan harus menjalani segala kehidupan yang telah ditakdirkan untuknya. Mulai saat dia lahir hingga tubuhnya kembali menjadi tanah dan abu. Setiap perjalanan ada banyak pilihan dan kesemuanya memiliki caranya sendiri. Ada yang berjalan begitu cepat dan mulus, ada yang begitu lambat. Ada yang cepat tapi begitu menakutkan dan dipenuhi kerikil tajam. Ada pula yang sangat panjang namun benar-benar mulus. Rintangannya begitu sedikit. Maksudnya adalah banyak hal yang dapat digunakan untuk mendapatkan impian. Lewat cara yang mudah namun sangat beresiko, bahkan merugikan orang lain, atau lewat jalan yang panjang. Tapi begitu lama dan seakan tanpa batasnya.

Bahkan  Luka Itu Bisa Datang Darimana Saja, Yang Terkasihi Hingga Yang Dimusuhi

Jangan hanya berpikir bahwa dia adalah orang yang baik dan mengutamakan kamu, ketika dia terlihat mengasihi dan dekat denganmu. Di jaman sekarang ini, orang baik tak benar-benar baik dan jahat juga tak sepenuhnya jahat. Dalam diri mereka ada syetan dan malaikat yang saling berperang untuk menguasai hati manusia. Sehingga luka yang menancap di kakimu bisa jadi bukan dari musuhmu atau orang yang kamu benci, bisa pula datang dari mereka yang kamu kasihi dan sayangi. Yang diperlukan adalah lakukan saja semuanya sesuai porsinya. Sayangilah dia secukupnya dan jaga jarak pula secukupnya. Maka semuanya akan jadi seimbang dan kehidupan akan terasa lebih damai.

Di sinilah Ujian Kesabaran Itu Dimulai, Hati Nurani dan Jiwa Pemaafmu di Tes.

Saat kamu mendapati orang yang kamu kasihi ternyata menyakitimu, memalingkan muka darimu. Bahkan sudah menganggap kamu gak ada. Maka saat itulah kesabaranmu di uji. Tes pemantasan diri dilakukan. Saat kamu gagal maka kamu dianggap belum siap mendapatkannya. Atau bisa saja saat kamu berhasil, kamu malah mendapatkan yang lebih baik darinya. Sehingga berusahalah untuk menurunkan emosi. Berpikir lebih tenang dan jernih. Dan memaafkannya. Karena sekali lagi waktu ada penyembuh yang paling baik.

Memang Sulit Memaafkan, Bahkan Rasa Sakitnya Masih Sangat Terasa. Tapi, itu lebih Baik daripada punya Jiwa Pendemdan

Siapapun itu itu pasti ingin membalas rasa sakit yang dia terima. Bahkan tak segan-segan menggunakan cara yang salah, sehingga malah menimbulkan korban bagi diri sendiri. Dendam, jika diteruskan tidak akan pernah tuntas malah bisa berlanjut ke generasi. Sama halnya bagaimana romeo dan Juliet harus mati karena cintanya tidak dapat bersatu, sebab dendam keluarganya. yang tidak mereka mengerti. Hingga akhirnya penyesalanlah yang didapatkan kedua keluarga karena pada akhirnya mereka sama-sama kehilangan anggota keluarga yang berharga.

Oleh sebab itu walaupun sangat sakit dan terkadang masih sangat membekas lukanya. Cobalah untuk tetap memaafkan. Agar hati lebih tenang dan hidup pun damai. Karena semakin lama kamu menyimpan perasaan dendam maka tidak akan pernah bahagia hidupmu.

Jadikan rasa sakit hati itu pelajaran yang berharga. Karena belajar tak selalu lewat buku-buku pelajaran

Jadikan segala sakit hati perasaan tersakiti itu sebagai suatu pelajaran dan tes mental. Agar kamu lebih hati-hati lagi dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama. sehingga kamu tidak akan tersakiti untuk kedua kalinya. Pelajaran yang berharga memang berasal dari pengalaman, baik itu buruk atau menyenangkan, semua ada hikmahnya sendiri. Tinggal bagaimana kamu mau terus melangkah dan berhenti menatap masa lalu.

Yang Ternyata Akan Menuntunmu Menjadi Dewasa Dan Menjadi Sosok Yang Diidamkan

Sikap kamu yang sudah kuat dan tahan banting dari segala bentuk gombalan yang tidak jelas, membuat kamu menjadi lebih dewasa dan tidak berpikir secara egois lagi. Kamu dapat menginstropeksi setiap hal yang kamu lakukan sehingga kamu tidak akan mengulangi kesalahan atau mendapatkan kesalahan yang sama. Kamu yang dulunya cengeng, manja dan egois, kini menjadi pribadi idaman, shantung tegas dan tak mudah goyah pada prinsip.

Ingatlah waktu terus selalu maju kedepan, jangan sampai kamu tergerus oleh waktu hanya karena selalu menatap kebelakang. Semuanya itu adalah kenangan yang dijadikan pelajaran dan modal untuk mengasah kedewasaan. Sehingga tidak ada yang perlu disesali dari masa lalu dan mulai berpikir bagaimana memperbaiki dan menyiapkan masa depan. 
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments