Menjugde Orang Lain Sesuka Hati Memang Menyenangkan, Tapi Menyakitkan Jika Kamu Yang Mengalaminya Sendiri.


Ketika kamu marah, kesal, dan cemburu kepada seseorang, kamu membutuhkan tempat untuk melampiaskan amarah kamu yang tak terluapkan itu. Sehingga orang lain yang bahkan tak tahu apa-apa, kamu jadikan tempat untuk meluapkan segala emosi yang tak terbendung. Apalagi jika dari awal kamu sudah membenci, marah atau dendam sama orang itu. Bisa jadi bukan hanya menjadikannya sebagai tempat pelampiasan amarah kamu, kamu juga menfitnah hingga memaki-makinya sesuka kamu. Agar hati kamu yang sesak itu plong.

Tapi apakah kamu pernah berpikir, bagaimana perasaan orang yang kamu maki, fitnah dan hina itu terus-terusan. Bagi kamu yang memang sudah tertutup hati, pikiran serta matanya mungkin sudah tidak peduli lagi, dan itu menandakan bahwa kamu bukan manusia lagi, karena hati kamu sudah membeku dan sudah tidak bisa lagi menyampaikan hal yang baik kepada kamu. Tapi bagi kamu yang masih punya hati, kamu akan mencoba berpikir kembali. Kenapa kamu bisa jadi semarah itu kepadanya, dan pasti ada alasan kenapa dia bisa membuat kamu marah.
Jika memang dari awal dia hanya menjadi tempat pelampiasan kamu saja, tandanya bukan dia yang bersalah, tapi kamu. Jadi coba ubahlah sikap kamu dan berhenti menjudgenya sesuka hati. Karena saat kamu yang mengalaminya sendiri, mungkin rasa sakitnya akan berpuluh-puluh kali lipat.

Kamu Bukan Tuhan, Yang Bisa Menentukan Orang Lain Berdosa Atau Tidak Saat Melakukan Sesuatu

Banyak orang berpikir begitu pendek, tanpa mengetahui maksud dan tujuan orang lain melakukan suatu tindakan tertentu. Contohnya jika ada orang alim yang suka masuk tempat pelacuran, padahal dalam hatinya dia berniat untuk ingin meluruskan tempat itu, namun orang lain pasti melihatnya sebagai orang yang bermuka dua, bahkan menghinanya sesuka hati mereka. Padahal sudah berulang kali ada banyak istilah yang menyebutkan jangan melihat seseorang dari tindakan luarnya, tapi cobalah lihat hatinya.

Mungkin dia memang berpenampilan buruk, mungkin tindakannya dianggap jelek di mata orang lain, tapi dalam hatinya tak terbesit satu pun hal yang jelek, dia hanya ingin membahagiakan orang yang dikasihinya. Dan hanya Tuhan yang tahu niat yang sebenarnya di miliki oleh orang itu. Jadi, jika memang kamu belum benar-benar mengerti akan niatnya, belum memahami maksud tindakannya yang sebenarnya, lebih baik kamu diam dan cobalah memahami perasaannya dulu. Siapa tahu dia memang tulus melakukan hal itu. Karena bisa jadi Tuhan juga sedang menilaimu, dan ketika kamu terus menjudge nya nilai kamu di hadapan Tuhan akan semakin turun. Sekali lagi, kamu bukan Tuhan yang mampu menentukan seseorang berdosa atau tidaknya. Semakin kamu memakinya, dosa kamu mungkin yang lebih banyak menumpuk.

Saat Kamu Menghina Orang Lain, Bisa Jadi Kamu Aslinya Lebih Buruk Dari Pada Yang Kamu Hina, Jadi Cobalah Instrpeksi Diri Kamu Sendiri

Sebelum kamu menghina, memaki dan menghujat orang lain seenak kamu sendiri. Cobalah kamu melihat diri kamu sendiri di kaca yang sangat besar. Intropeksi diri kamu sendiri. Apakah benar dia lebih buruk daripada kamu, atau malah kenyataannya kamu lebih buruk daripada yang kamu hina. Coba lihat kembali, flashback semua hal yang kamu lakukan di masa lalu mu. Dan lihatlah kamu ternyata bahkan lebih buruk darinya saat melakukan suatu tindakan atau cara mendapatkan orang yang kamu kasihi sekarang. Lihatlah bagaimana kamu dulunya menghalalkan segala cara, bahkan tak segan-segan merendahkan harga diri kamu sendiri untuk mendapatkannya.

Tuhan Tahu Siapa Yang Benar-Benar Harus Di Hukum dan Siapa Yang Tidak, Dan Yah.. Karma Memang Selalu Muncul Sesuai Dengan Tempat Seharusnya

Kamu menangis sekarang, meratapi apa yang kamu alami sekarang dan dengan yakinnya kamu mengatakan bahwa Tuhan akan menghukum dia nantinya, setelah kamu memaki dan menghujatnya habis-habisan. Hey, cobalah berpikir, Tuhan tahu siapa yang benar-benar salah dalam hal ini. Jika memang kamu yakin, kamu yang benar, jika kamu yakin cara yang kamu gunakan memang benar. Maka Tuhan akan bersikap adil kepadamu dan membantumu. Tapi jika sebaliknya, maka kamu lebih baik berhati-hati. Karena seperti yang kamu katakan,  hukuman Tuhan memang sangat menyakitkan dan karma akan tahu saat yang tepat dan dimana seharusnya dia harus membalas.

Dan Saat Kamu Merasakan Rasa Sakitnya Di Hina dan Di Judge Orang Lain, Kamu Baru Akan Sadar Sakitnya Perasaan Itu. Itupun Jika Hati Kamu Belum Benar-Benar Mati

Dan suatu saat, saat kamu sendiri yang merasakan segala sakit dihina dan dijudge itu, kamu baru akan menyadari rasa sakitnya saat kamu menjudge dan menghina orang lain. Kamu akan tahu bagaimana perasaannya bahkan ketika dia tidak melakukan hal yang salahkepadamu. Dari dulu dia sudah mencoba menjelaskan maksut dan tujuannya, tapi karena rasa bencimu kepadanya kamu menutup mata, telinga hati bahkan akal kamu untuk mencoba menerima alasannya. Sama juga hal itu akan terjadi kepadamu. Saat kamu mulai merasakan kekecewaan yang terus-terusan mendera hatimu, dan semua hal yang kamu lakukan akan terasa begitu sulit dan hampa. Dan semoga hati kamu belum benar-benar mati untuk menyadari kesalahan kamu itu.  
Baca Juga

Post a Comment

1 Comments