Di Balik Senyum Yang Paling Manis Itu, Tersimpan Sejuta Kesedihan Yang Tak Bisa Atau Tak Ingin Terungkapkan


Sebenarnya ingin sekali aku menyampaikan semua rasa sedihku itu pada kalian. Ingin sekali aku menceritakan setiap detail kepahitan yang kurasakan. Setiap pengkhianatan, rasa sakit ditinggalkan dan setiap trauma yang terjadi dalam hidupku. Hingga kebencian yang begitu mendalam. Namun aku sendiri tak tahu harus mulai dari mana, aku tak tahu apakah itu benar atau tidak. Aku tak tahu apakah itu penting bagi kalian untuk mendengarkannya atau tidak. Jadi aku hanya tersenyum. Menyiratkan bahwa semuanya baik baik saja. Meskipun hatiku begitu terluka. Tapi yah, fine. Hidup memang tak selalu apa yang kamu harapkan.

Dibalik Senyum Manis Itu Ada Luka Dan Cerita Menyedihkan Dan Menyayat Jiwa.

Akan aku akui suatu kejujuran, bahwa senyumku adalah sebuah topeng penyelamat bagiku. Dan saat aku sendiri akan kulepaskan topeng itu dan baru merasakan perihnya kehidupan yang harus aku jalani. Ada luka yang begitu dalam, ada cerita dan perjuangan yang begitu menyedihkan. Namun aku harus tetap tersenyum dan selalu tersenyum karena itu adalah caraku menjalani hidup.

Dibalik Senyum Paling Manis Itu Ada Kisah Yang Sebenarnya Ingin Aku Ungkapkan, Ada Kebencian Yang Begitu Besar. Hanya Saja Aku Tak Mampu Dan Tak Bisa Untuk Mengungkapkan. 

Saat ada seseorang yang membenciku. Menghujatku menghinaku dan bahkan mengatakan hal yang buruk tentang diriku, rasanya ingin sekali aku membalasnya. Rasanya ingin sekali aku mendatanginya dan menyumpahinya dengan kata kata kejam dan menyakitkan. Menjelekkannya lebih di depan semua orang dan membuatnya menelan ludahnya sendiri pada setiap kata yang dia sampaikan. Namun aku memilih untuk diam dan tetap tersenyum. Karena aku menyadari tidak ada gunanya. Mungkin ini adalah salah satu ujian Tuhan agar aku bisa menjadi lebih sabar.

Dalam Senyum Paling Manis Ini, Ada Senyum Orang Orang Yang Menyayangiku Yang Harus Aku Jaga. 

Jika aku mau. Aku bisa menangis sepanjang hari meratapi luka yang aku punya. Jika aku ingin aku bisa menceritakan kebencianku pada orang lain dan kuceritakan rasa sakitnya. Agar mereka mengasihaniku, agar mereka simpati kepadaku dan mereka juga punya rasa benci pada orang yang membenciku. Tapi aku memilih diam, aku berpura pura tegar dan tetap mengisi hariku dengan banyak kebaikan. Menekan mulutku untuk merendahkan dan menghina orang lain. Memendan naluriku untuk membalas apa yang mereka lakukan. Karena aku menyadari, senyum yang aku miliki bukan hanya milikku. Tapi juga milik orang yang menyayangiku. Aku hanya tidak ingin membuat mereka khawatir. Aku hanya tidak ingin membuat mereka bersedih. Apalagi ikut membenci seseorang yang bahkan tidak punya urusan dengan mereka hanya karena aku membencinya.

Dalam Senyum Manis Ini, Aku Menyimpan Harapan Bahwa Semuanya Pasti Akan Baik Baik Saja Pada Akhirnya Nanti. Hidupku Nanti Akan Semanis Senyum Yang Selalu Aku Tebarkan, Iya Kan Tuhan.. 

Dalam senyum ini ada doa, sebuah doa sederhana dari hamba yang penuh nista, dosa dan kesedihan. Sebuah doa agar hidup yang aku jalani sesudah kesedihan itu adalah kebahagiaan. Sebuah harapan bahwa semuanya akan berakhir baik baik saja. Biarkan saja jika memang masih ada membenci dan itu hal normal. Namun aku tidak akan berhenti berdoa dan memohon, meskipun sekarang hidupku tak semanis senyumku, tapi akhirnya nanti senyumku akan membawa kebahagiaan untukku dan menbawa kebahagiaan untuk orang orang yang kusayangi. Amin.
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments