Dulu Mereka Menertawakanku, Sekarang Mereka Tertimpa Sakitnya. Anehnya, Hatiku Bukannya Bahagia, Tapi Malah Mengasihaninya.

Oleh Ika Tusiana


Seharusnya sekarang aku tertawa bahagia, saat melihat mereka yang dulu pernah menghinaku, menertawakan akan kesusahanku mendapatkan balasan dan karmanya. Tapi entah kenapa malah hatiku merasa kasihan dan seakan ikut merasakan rasa sakit itu. Padahal seharusnya balasan itu yang aku tunggu dan nantikan.

Hatiku Melarangku Untuk Menertawakan Karma Yang Menimpa Mereka. 
Meskipun ingin sekali membalas perlakuan mereka dulu yang semenan mena pada diriku. menyakiti, mengkhianati, menyia nyiakan dan menghinaku. Namun sekarang hatiku tiba tiba merasa iba akan itu, dan melarangku untuk menertawakan karma yang menimpa mereka.

Aku Seharusnya Bahagia Karena Mereka Mendapatkan Balasan Yang Setimpal Atas Apa Yang Mereka Lakukan. Namun Aku Malah Tergerak Untuk Menolongnya. 
Aku juga tidak tahu kemana rasa benci yang dulu seperti menempel sangat kuat dihatiku. apalagi jika mengingat ingat apa saja yang telah mereka lakukan kepadaku. mengingat ingat rasa sakitku yang begitu mendalam. Namun bukannya menolong, mereka malah menghina, menfitnah hingga tertawa atas penderitaan yang aku alami. Sekarang saat aku sudah bahagia, dan melihat mereka mendapatkan balasannya. Hatiku malah tergerak untuk menolong mereka.

Aku Hanya Tidak Ingin Menjadi Seperti Mereka Yang Bahagia Atas Penderitaan Yang Aku Alami. Aku Tidak Ingin Menjadi Sebusuk Itu
Aku hanya ingin hubungan yang dulu pernah begitu hancur bahkan berakhir dengan kebencian bisa berubah menjadi lebih baik, aku hanya ingin tetap bisa menjalin sillaturahmi yang baik, atau setidaknya melepaskan kebencian itu sejauh mungkin. Aku ingin menghilangkan rasa dendam yang aku miliki. sehingga aku tidak ingin menjadi mereka yang dulu mengolok ngolokku saat aku terjatuh dan terpuruk. Aku tidak ingin menjadi orang yang sebusuk itu.

Mungkin Karena Itu Rasa Kasihan Muncul Dalam Hatiku Atas Penderitaan Mereka, Melebihi Rasa Bahagiaku. 
Aku tidak pernah menginginkan keterpurukan ini terjadi, hubungan yang saling membenci ini terjalin. Andai saja aku tahu bahwa akhirnya akan seperti itu, maka aku sama sekali tak menginginkan pertemuan itu. Bukannya kita pertemukan, diperkenalkan untuk menambah jalinan persaudaraan, bukan malah meninggalkan rasa benci. Karena itu rasa kasihan akhirnya muncul dalam hatiku. Toh, aku sudah menemukan kebahagiaanku. Menemukan seseorang yang benar benar mencintaiku penuh ketulusan hingga aku melupakan rasa benciku. Dan kuharap mereka juga begitu.
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments