“Barang siapa yang di waktu sore hari merasa capek (lelah) lantaran kedua tangan mencari nafkah maka saat itu diampuni dosa baginya.” HR Thabrani
Ketauhilah wahai para suami, bahwa jodoh, rezeki, hidup dan
mati itu sudah diatur oleh Allah dengan sebaik-baiknya pengaturan. Saat kamu
sudah dipertemukan dengan seorang wanita baik, yang menerima dirimu apa adanya,
tulus menemani dan membersamai, melahirkan anak-anak yang lucu sebagai
keturunanmu, maka dia bukanlah orang lain yang kebetulan kamu nafkahi.
Dia adalah partner hidup, belahan jiwa, partner ibadah, dan
ibu dari anak-anakmu. Maka, syukurilah hadirnya, dengan berjuang dan bekerja
keras untuk keluarga (anak dan istri). Karena selepas kamu mengucapkan ijab
Kabul dan terlontar kata “syah” dari para saksi. Maka tanggung jawab wanita itu
beralih dari ayahnya kepadamu. Jadi bahagiakanlah dirinya sebagai bentuk kasih
sayang, cinta dan pertanggungjawabanmu.
Jangan pernah takut rezekimu akan berkurang atau kehabisan
saat digunakan untuk membahagiakan anak dan istri. Jika kamu ikhlas, bahkan
menjadikan kebahagiaan mereka sebagai prioritas utama. Maka Allah pasti akan
menambahkan dan mempermudah jalannya rezeki untuk keluargamu
Berjuanglah Untuk Membahagiakan Istri dan Anak-Anakmu,
Karena Disitulah Allah Akan Angkat Derajatmu
Saat kamu sudah memantabkan hati untuk meminang wanitamu. Sudah berani mengajaknya untuk membangun mahligai rumah tangga, dan siap mengambil alih tanggung jawab dirinya dari kedua orang tuanya. Maka saat itu, kamupun telah memikirkan segala tanggung jawab dan peran baru yang akan kamu terima.
Bahwa kamu telah menjadi seorang suami, pemimpin dalam rumah
tangga, imam sekaligus ayah untuk anak-anakmu nanti. Itu bukan beban, tapi itu
adalah tanggung jawab yang memang harus kamu jalankan. Itu adalah ibadah dan
anugerah terindah, karena kamu telah membuktikan bahwa kamu mampu untuk
menjalankannya, sekaligus bisa memastikan bahwa keluargamu bahagia.
Sehingga, terus berjuanglah, terus bahagiakan anak dan
istrimu, dan terus jalani peran, juga tanggung jawabmu sebaik mungkin. Sebab
Allah SWT pasti mengangkat derajatmu dan menggantikannya dengan balasan yang
berlipat.
Berjuanglah Membahagiakan Anak dan Istrimu. Tidak Perlu
Membandingkan, Capek Mana Kamu Dengan Wanitamu. Karena Kalian Sudah Setuju Pada
Peran dan Tanggung Jawab Masing-Masing, Bukan?
Rumah tangga tidak sehat jika salah satu pihak mulai merasa bahwa dialah yang paling banyak berjuang dan paling capek. Misal, suami menganggap istrinya hanya bersantai di rumah sambil menghabiskan uang saja, sedang dia harus berpeluh-peluh mengais rejeki. Ataupun sebaliknya.
Padahal, hal tersebut sudah dibicarakan dan sudah disetujui
oleh masing-masing pihak. Seperti, suami memang meminta istrinya di rumah saja
mengurus rumah tangga dan anak – anak, sedang urusan rejeki menjadi tanggung
jawab dirinya. Oleh sebab itu, suami tidak boleh merasa cemburu apalagi
membanding-bandingkan. Karena dia sendiri yang meminta istrinya fokus pada
rumah dan anak-anak.
Lagipula, jika para suami mau sadar dan tahu, pekerjaan
rumah tangga juga tidak sesimpel dan sesantai yang dipikirkan mereka. Meski,
tidak menghasilkan uang, tapi mengurus rumah tangga mulai bangun tidur hingga
tidur lagi itu sangat melelahkan. Apalagi, jika sudah mempunyai banyak anak.
Percayalah, banyak wanita yang stress dan baby blues, saat dia harus tertekan
banyaknya pekerjaan rumah tangga, dan mengurus anak. Jika boleh memilih,
mungkin wanita lebih senang jika disuruh mencari uang dan bekerja saja. Soal
urusan rumah tangga biar suami yang mengurusnya.
Berjuanglah Membahagiakan Anak dan Istrimu dan Berhenti
Mengeluhkannya. Sebab Kegagalan Terhebat Seorang Suami, Saat Istri dan Anaknya
Tak Lebih Bahagia Saat Hidup Bersamanya
Lihatlah istrimu, wanita yang setia menemani perjuanganmu dari nol dan wanita yang rela membatasi banyak keinginannya, sebab takut akan menambah beban dirimu dan lebih mengutamakan kebutuhan kamu dan anak-anak. Kamu mau membandingkan? Maka bandingkan dia sebelum kamu pinang dan setelahnya.
Bagaimana dia dulunya adalah gadis yang cantik, terawat,
segala keinginannya selalu dipenuhi kedua orang tuanya tanpa dikeluhkan.
Bagaimana dulu, dia memikatmu dengan wajah yang manis bening dan seolah tanpa
beban hidup. Lalu, lihatlah dirinya yang sekarang ketika percaya dan berjuang
bersamamu. Bagaimana badannya yang dulu berisi semakin kurus, wajahnya yang
dulu bening sekarang semakin kusam, pakaian yang dulu modis berubah menjadi
daster yang setahun sekali baru ganti.
Jika itulah yang terjadi, maka tanyakan ke dalam hatimu,
kenapa wanita ini masih mau denganmu ketika bersama orang tuanya dia bisa jauh
lebih bahagia? Kenapa dia tidak meninggalkan kamu saja, ketika dia bisa bekerja
untuk dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan hidupnya? Kenapa dia harus relah
hidup bersusah denganmu, berjuang dari nol, meninggalkan semua kenyamanan itu
hanya untuk seorang lelaki yang belum tentu bisa membahagiakannya sepertimu?
Jika kamu seorang lelaki, maka saat itu kamu akan merasa
malu, sebab sadar belum bisa membahagiakan wanitamu. Jika kamu seorang lelaki,
maka saat itu kamu sadar bahwa kamu masih gagal menjadi seorang suami dan ayah.
Jika kamu seorang lelaki, maka saat itu kamu akan berjanji untuk terus berjuang
untuk kebahagiaan mereka yang telah terbukti tulus. Jika kamu seorang lelaki,
maka saat itu kamu akan berjanji pada dirimu sendiri bahwa kamu akan menjaga
komitmen yang kalian bangun bersama.
Meski secara lahir kamu belum benar-benar membahagiakan dan
memenuhi kebutuhan anak dan istri. Secara batin, kamu akan selalu berusaha
memastikan keluargamu bahagia dan terbimbing.
Berjuanglah Membahagiakan Anak dan Istri. Ketahuilah Bahwa
Dalam Rezeki Yang Kamu Peroleh Ada Hak Anak Istrimu. Dan Semakin Kamu
Membahagiakan Mereka, Maka Jalan Rezekimu Juga Akan Semakin Dimudahkan
Ketika kamu mendapatkan wanita yang sholehah yang menjadi istri sekaligus ibu dari anak-anakmu saja, itu merupakan rezeki yang begitu besar dan terindah dalam hidupmu. Dia adalah titipan Allah yang patut kamu syukuri dengan membahagiakan dan memperjuangkannya sepenuh hati. Apalagi, jika ditambah dengan hadirnya anak-anak yang sholeh dalam keluarga kalian . Tentunya, itu semakin menambah kenikmatan dan rasa syukur yang kamu rasakan.
Sehingga, jangan pernah berpikir, jika keluargamu adalah
beban hidupmu, jika istrimu hanya pandai menghabiskan uang saja, jika kamulah
yang paling banyak berperan dalam rumah tangga itu. kalian sudah setuju dengan
tanggung jawab masing-masing, maka jalanilah dengan sepenuh hati juga saling
membantu sama lain.
Rezekimu tak akan pernah habis, malah akan Allah tambahkan
berlipat ganda saat kamu ikhlas mempergunakannya untuk anak dan istrimu.
Rezekimu tidak akan berkurang, justru akan semakin bertambah, sebab dalam
rezeki yang kamu cari memang telah tersedia untuk keluarga kecilmu. Dan
percayalah dalam rezeki itu pula, Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu,
mengangkat derajatmu, dan menjadi bekal bagi akhiratmu nanti.
Semoga Allah mudahkan jalan rejekimu, saat kamu bekerja keras untuk keluarga yang kamu sayangi. Amin.




0 Comments