![]() |
tebuireng.online |
Akan kuceritakan sebuah kisah. Kisah tentang seorang gadis yang pernah begitu cinta, begitu berharap dan begitu sayang dengan seseorang. Hingga, cinta itu membuatnya begitu buta akan banyak hal. Logikanya juga tumpul dan membuatnya bisa melakukan apa saja untuk mempertahankan.
Namun, sesuatu yang berlebihan tentulah tidak akan berakhir
dengan baik ‘kan, teman?
Sehingga, Tuhan memisahkannya, menunjukkan cinta itu
ternyata sebuah kesalahan dan berakhir dengan ditinggalkan sendirian. Dia
sungguh seperti barang yang tak lagi berharga.
Hingga, hanya ada dua pilihan yang tersisa, bangkit
dan berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi atau membunuh diri sendiri dengan
tetap berputus asa.
Gadis Itu Jatuh Cinta Pada Lelaki Yang Terlihat Baik. Memperlakukannya
Dengan Baik. Namun, Dia Tak Sadar Bahwa Semua Perlakuan Itu Mungkin Sebuah
Jebakan
Lelaki itu datang di suatu malam, memperkenalkan dirinya
dengan tersenyum begitu lembut. Dia sungguh terlihat baik, polos dan naif,
seolah menyakiti hati seorang wanita adalah hal paling buruk yang tidak akan
pernah dia lakukan.
Dia pun memperlakukan gadis itu dengan sangat baik ,bahkan
mengajarinya akan banyak hal. Memegang tangannya erat seolah takut kehilangan
dan menatap dirinya seakan takut lepas dari pandangan.
Tanpa sadar, dengan semua perlakuan itu, gadis itu mulai
berharap. Berharap, soal masa depan yang tak pasti, soal dirinya dan cintanya
pada sang lelaki. Hingga, gadis itu berpikir bahwa dia adalah seseorang yang
begitu istimewa, yang tak akan pernah mampu dia sakiti, lukai ataupun ditinggalkan.
Hingga Rasa Percaya dan Cinta Yang Sudah Terlanjur Tertanam.
Gadis Itu Menjadi Egois dan Sombong. Sombong Dengan Meyakini Apapun yang
Terjadi, Lelaki Itu Tak Mungkin Meninggalkan
Antara terlalu bodoh, terlalu baik, terlalu sombong atau terlalu egois. Gadis itu berpikir bahwa semua orang di sisinya adalah orang baik. Orang yang tidak akan mungkin pernah membuatnya menangis atau ketakutan sendirian. Sehingga, sikapnya yang berlebihan itu, tanpa sadar membuat orang lain jengkel.
Namun anehnya, mereka tetap tersenyum di depan gadis itu seperti teman yang sangat baik.
Sikap si gadis yang
terlalu yakin juga membuatnya lupa diri. Lupa, bahwa
seseorang yang terlihat baik di hadapannya bisa jadi paling busuk di
belakangnya.
Sampai ketika dia mulai menunjukkan sikap buruknya. Mulai berkata di tengah malam atau ketika di dalam kamar, soal betapa buruknya lelakinya. Gadis itu masih bisa tersenyum dan cengegesan. Dengan polosnya, dia menganggap semua itu hanya sekedar guyonan.
Gadis itu tak percaya sama sekali dan masih sangat yakin, seburuk apapun lelakinya, dia tak pernah meninggalkannya.
Itu
paling yang paling penting, sekaligus paling bodoh. Sebab gadis itu terlalu
cinta, hingga cinta itu membutakannya.
Bahkan Saat Ketidak Setiaan dan Ketidak Kepercayaan
Melingkupi Hubungan Mereka. Gadis Itu Masih Begitu Sayang dan Tetap Berusaha
Mempertahankan Dengan Segala Cara
Ketika si teman yang dia pikir baik menceritakan keburukan
lelaki untuk pertama kalinya, gadis itu menanggapinya dengan hanya tersenyum saja dan tidak mempercayainya.
Ketika keburukan lelaki diceritakan untuk kedua kalinya,
dia masih tak peduli. Sebab terlanjur begitu jatuh hati.
Hingga keburukan yang ketiga kalinya dibongkar, sampai pengakuan soal ketidaksetiaan. Gadis itu tetap memegang tangan lelaki itu erat, dan tetap tak mau melepaskan.
Dalam pikiranya, kehilangan justru terlihat
lebih menyakitkan daripada ketidak setiaan. Dia bahkan sudah menyiapkan diri,
jika memang hatinya harus berbagi.
Sampai di suatu malam, saat dia baru benar-benar menyadari, semua orang di sisinya adalah
pengkhianat. Dia masih saja berdoa pada Tuhannya, bahwa dia begitu takut
ditinggalkan, tak apa-apa jika dia dianggap buruk oleh orang lain, tak mengapa
jika dia harus dihina habis-habisan. Terpenting jangan biarkan dia kehilangan.
Gadis Itu Menggila.
Dia Menunggu Seharian Di Depan Suatu Rumah. Dicap Buruk Oleh Semua Orang Untuk
Mempertahankan. Mencari Di Semua Tempat dan Kehilangan Arah
Seseorang menegur dan melihatnya dengan tatapan kasihan,
saat gadis itu terlihat putus asa duduk sendirian di depan suatu rumah.
Untuk ukuran seorang perempuan, gadis itu sudah bisa di cap gila dan nekad. Dia tak peduli lagi pada tatapan kasihan setiap mata yang
memandangnya. Ucapan penghakiman dari orang-orang yang tak tahu, tapi
menganggapnya begitu buruk dan tak berharga.
Sampai akhirpun, gadis itu hanya menanti dan menanti, tanpa
menyadari bahwa dia sebenarnya sudah dibuang dan ditinggalkan sendirian. Dia
masih begitu yakin, bahwa semua itu hanya mimpi buruk dan ketika esok hari
terbangun, dia masih bisa melihat senyum lelaki itu tiap pagi seperti biasanya.
Gadis itu terlalu sakit. Saat wajahnya masih
bisa tersenyum, padahal dirinya sudah berdiri di tepi jurang. Dia sudah
melupakan rasa malu dan membiarkan saja harga dirinya diinjak-injak, hanya
untuk mempertahankan seseorang yang tak layak.
Hingga Tuhan Mengasihinya, Mempertemukan Dia Dengan Pria
Yang Lebih Baik, Pria Yang Rela Menjadi Pelampiasan Untuknya dan Tetap Di Sisi, Meski
Gadis Itu Memperlakukannya Dengan Begitu Buruk
Kau percaya pada cinta sejati? Cinta yang akan tetap
bertahan di sisimu sampai akhir, meski banyak rasa sakit yang harus kamu terima
dan banyak pengkhianatan yang harus kamu dapatkan?
Gadis itu dibayar dan dibalas begitu baik oleh Tuhan yang
begitu mengasihinya. Saat dia sudah begitu jatuh, kehilangan arah dan menggila.
Tuhan mempertemukannya dengan seorang lelaki yang mau menjadi tempat
pelampiasan.
Gadis itu pernah berusaha bertahan sampai akhir dan Tuhan memberikannya seseorang yang mempertahankan dirinya pula sampai akhir, meski berulang kali lelaki itu diperlakukan dengan sangat buruk, meski dia masih dianggap pelampiasan semata.
Namun, begitulah jodoh dan semesta, sebanyak apapun gadis
itu menolak. Tapi, takdir seolah menyatukan dua
insan yang memang dijodohkan.
Jadi Untukmu Gadis Baik, Tetaplah Jadi Baik, Meski Semua
Orang Di Sekelilingmu Adalah Pengkhianat. Sebab, Ketika Yang Tulus Hadir, Maka
Dia Akan Memperjuangkan Kamu Hingga Akhir Apapun yang Terjadi.
Aku pernah begitu mencintai, buta akan cinta, tapi akhirnya
ditinggalkan seperti barang yang tak berharga, adalah kisah seorang gadis. Dia
baik dan polos, sayangnya terlalu naif. Kadang sikapnya yang kekanakan dan egois terlalu berlebihan, juga membuat
orang mudah jengkel padanya. Tapi, dia selalu melihat bahwa setiap orang di sisinya
adalah orang baik dan tidak akan pernah menyakiti dirinya.
Hingga Takdir mengajarkan dan mempertemukan, bahwa meski
kamu adalah orang baik dan di sekelilingmu mungkin adalah orang baik.
Tetaplah cintai sewajarnya. Tetap berjuang dengan selayaknya. Jangan
butakan cinta dan tumpulkan logikamu pada seseorang, sebab tempat terbaik untuk
bersandar hanyalah Tuhan.
Belajarlah untuk mengikhlaskan dan merelakan apapun
yang terjadi, karena Tuhan pasti memberikan ganti yang lebih baik untuk
menyembuhkan luka dan memberikan banyak bahagia. Tinggal kamu melepaskan
semuanya, lalu mensyukuri apa yang kamu miliki.
Sebab meski di sekitar orang baik, hanya ada pengkhianat. Saat dia dipertemukan dengan orang tulus, dia akan menerima kamu apa adanya dan memperjuangkan kamu hingga akhir. Yakinlah itu!
0 Comments