Saat Sukses, Bukan Hinaan Atau Kebencian Yang Harus Kamu Takuti. Tapi Kesombongan Dalam Hatimu Sendiri

instagram.com

Sudah menjadi fakta, saat kamu sudah sukses atau sedang meniti jalan kesuksesan, akan ada orang lain yang iri, benci ataupun tidak suka dengan dirimu. Bahkan, kebencian itu dapat membuat orang lain tega untuk menyebarkan fitnah agar kamu terjatuh atau gagal. Saat itu, sungguh tidak ada yang bisa kamu lakukan selain bersabar, bertawakkal dan terus beriktiar.

Kamu harus mampu menjadikan semua hinaan itu sebagai pecutan untuk semakin membuktikan diri. Bersabar dengan menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang membersihkan dosa dan mentransfer pahala pada dirimu. Jadi hadirnya orang-orang yang membenci itu, sebenarnya tak terlalu buruk dan negative. Tetap ada hikmah yang bisa kamu ambil dari sikap mereka.

Namun sebaliknya yang harus kamu takuti adalah kekhilafan dari dirimu sendiri. Perasaan sombong dan ingin membalas mereka yang telah menghinamu ketika masih merangkak. Perasaan lebih baik karena telah membuktikan diri sendiri. Jika semua perasaan itu menyatu dalam hati dan pikiranmu terlalu dalam, maka kamu akan terjebak dalam jalan yang salah. Jadi bukan melulu hinaan orang lain yang harus kamu takuti, namun dirimu sendiri yang harus pandai mengendalikan diri. Baik saat masih dihina atau sukses nanti.

Sebenarnya Hinaan Dari Orang Lain Yang Akan Membuat Kamu Jadi Lebih Kuat dan Tegar. Perasaan Untuk Membuktikan Dirimu Tidak Seperti Yang Mereka Ucapkan Semakin Menancap Kuat

Hinaan itu memang buruk dan sebagai manusia yang punya hati nurani. Lebih baik bagi kita untuk menjaga lisan maupun tulisan agar tidak sampai menghina ataupun menyakiti orang lain. Namun bagi korban hinaan tersebut, umumnya akan ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, dia semakin down dan menyerah. Kedua, bisa jadi hinaan itu malah menjadi semangat baru untuk membuktikan diri.

Banyak buktinya orang-orang yang dulu dibully atau dihina oleh seseorang. Dighibahi atau dianggap remeh, ditinggalkan karena dianggap tidak lebih baik, justru terpecut untuk membuktikan dirinya. Dia lebih banyak bekerja keras dan membuktikan apa yang dikatakan orang itu salah. Dia bisa berhasil dan mampu melewati segala ujian, serta memperoleh kesuksesan.

Padahal Usaha Tak Pernah Mengkhianati Hasil dan Roda Bumi Berputar. Angin Yang Sempat Menggoyahkan Pohonmu Akan Menghilang Atau Mungkin Pudar Saat Kamu Tumbuh Semakin Tinggi

Tenang saja, sehebat apapun orang lain menghinamu, angin kencang menerpa tubuh kecilmu. Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil dan roda bumi pasti berputar. Akan ada saatnya kamu sukses dan menunjukkan pada mereka bahwa kamu memang lebih baik. Ada saatnya mereka yang akan malu sendiri saat Allah membukakan kebenaran. Ada saatnya merekapun mengalami nasib yang dulu kamu alami sebagai buah dari karmanya.

Sedang kamu semakin tumbuh tinggi, akarmu semakin kuat dan tidak akan mudah tergoyahkan kembali. Saat itu bukan berarti hidupmu lepas ujian. Justru ujian yang sulit akan kamu hadapi selanjutnya.

Sehingga Bukan Hinaan Orang Lain Yang Harus Kamu Takuti Selama Kamu Menyandarkan Diri Pada Allah dan Bekerja Keras. Namun Kekhilafan Dalam Hatimu Sendiri. Saat Kamu Merasa Sukses Karena Kamu Hebat dan Menyombongkannya

Hinaan, ghibah dan luka yang diberikan oleh orang lain. Jika dikaji lebih dalam, meski menyakitkan dan melukai perasaan serta harga dirimu. Sebenarnya juga mengandung banyak hikmah di dalamnya. Kamu tahu bahwa hinaan mereka adalah pengingat agar kamu lebih bersandar pada Allah. Kamu tahu saat kamu didzalimi, derajatmu pasti akan lebih tinggi. Kamu sadar, insyaAllah dosamu berguguran saat kamu sabar melewati semuanya. Sehingga bukan hinaan itu yang harus kamu takuti. Sebab kamu memang tak bisa mengendalikan hati orang lain untuk tidak membencimu.

Justru yang harus kamu takuti adalah kesombongan atau kekhilafan yang akan mungkin terjadi padamu, saat sukses hadir dan kamu berhasil membuktikan dirimu. Perasaan lebih baik dari orang lain, perasaan sombong sudah mendapatkan apa yang kamu mau, perasaan bahwa sukses yang kamu dapatkan adalah berkat kerja kerasmu sendiri. Semua perasaan itu tanpa sadar membuatmu lupa diri dan menjadi seperti mereka yang menghinamu dulunya.

Kamu Lupa, Bukan Hanya Ketika Kamu Bersedih dan Terluka Adalah Ujianmu. Kebahagiaan dan Kesuksesan pun Bisa Jadi Ujian Yang Fatal Saat Kamu Tidak Segera Menyadarinya

Jika dulu kamu diuji dengan kesedihan dan hinaan dari orang lain. Kamu dituntut untuk sabar dan ikhlas. Kamu berusaha untuk membuktikan diri dan menjadi lebih baik. Maka setelah sukses, ujianmu adalah kebahagiaan dan kesuksesan itu sendiri.

Sadarilah, bahwa keduanya sama-sama fatal dan membahayakan, jika kamu tak segera menyadarinya dan menundukkan hati. Sadarilah, bahwa sedih bahagia itu memang proses kehidupan, yang benar adalah sabar dan rasa syukur yang tak terbatas. Sadarilah pula, bahwa bukan kamu yang hebat namun Allah yang memudahkan jalan suksesmu dan memberikan banyak pertolongan.

Jadi Meski Sekarang Dihina Tetap Bersabar dan Bersyukurlah, Sebab Mereka Menunjukkan Betapa Kerennya Hidupmu. Sekaligus Pengingat Agar Kamu Selalu Intropeksi Diri

Bersyukur dan bersabar sebanyak-banyaklah saat ada yang menghina ataupun sengaja menyakiti dirimu. Sebab tandanya kamu memang sudah lebih baik atau lebih bahagia dari mereka. hinaan dan usaha mereka dalam menjatuhkanmu, adalah cara culas sebab mereka tahu bahwa kamu lebih keren dan hebat, juga semakin takut jika kamu terus bersinar nantinya.

Selain itu, bersyukurlah pula sebab hinaan itu, akan membersihkan dosa-dosamu dan menjadi tabungan untuk akhiratmu kelak. Selain itu juga, jadikan pengingat agar kamu selalu intropeksi diri dan tidak melakukan kesalahan yang fatal, serta membuatmu menyesal.

Tundukkan Pula Hatimu. Hilangkan Semua Kesombongan Dengan Menyadari Bahwa Semua Yang Kamu Miliki Atau Dapatkan Adalah Hadiah Serta Titipan Dari Kerja Kerasmu. Tidak Ada Yang Perlu Disombongkan Sebab Kesuksesan Itu Adalah Rencana Allah yang Indah

Semua yang kamu miliki adalah milik Allah, mulai dari barang, harta hingga pasangan, keluarga dan anak anak. Akan ada saatnya suatu hari kamu pasti akan kehilangan dan Allah satu-satunya tempat kembali. Saat kamu pulang pun, kamu juga tidak akan membawa apapun selain amal dan tabungan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jadi tidak ada yang perlu untuk disombongkan.

Jika kamu merasa beruntung dan ingin bersyukur. Maka saat kesuksesan itu menghampirimu, gunakanlah dengan sebijak mungkin. Berbagi dengan orang yang membutuhkan, membahagiakan keluarga lahir dan batin, tabungan untuk anak-anak dan semuanya yang memang bermanfaat. Jadi titipan Allah, kamu manfaatkan dengan sebaik mungkin. Sehingga kerja kerasmu benar-benar tidak terasa rugi, sebab benar benar menolongmu baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments