Namanya ditinggalkan bagaimanapun caranya pasti akan meninggalkan luka buat dia. Tapi, bukan berarti, kamu pergi begitu saja tanpa kejelasan yang membantunya untuk mengerti.
Jika kamu takut menyakitinya bukankah kepergianmu sudah jelas akan membuat dia sakit? Jadi jangan beralasan seperti itu untuk membela diri.
Katakan saja, alasan kamu memang harus pergi dari hidupnya. Biarkan dia sakit asal kamu tidak terus-terusan memberi harapan padanya dengan menggantungkan hubungan. Nanti, bersamaan dengan waktu dia akan sembuh dan akhirnya menyadari bahwa perpisahan kalian memang yang terbaik juga takdir yang Maha Kuasa. Setidaknya, walau terluka dan kecewa kamu pamit serta pergi dengan baik-baik. Bukannya menghilang begitu saja.
Dia Sudah Kecewa Saat Kamu Memilih Untuk Pergi. Dan Saat Kamu Menghilang Tanpa Pamit Atau Kabar, Justru Membuatnya Tersiksa
Dia sudah cukup kecewa dan menahan luka saat kamu sia-siakan dan memilih pergi dari hidupnya. Ditambah lagi saat kamu menghilang begitu saja, seakan menggantungkan hubungan kalian. Semakin membuat dia tersiksa.
Karena rasa penasaran kenapa hubungan yang masih terlihat baik-baik saja itu, kamu rusak begitu saja. Percayalah, alasan dia sulit untuk move on kedepannya bukan karena dia masih mencintaimu. Tapi, masih penasaran dan bingung, kenapa kamu dengan begitu mudah menghilang tanpa kejelasan.
Apa Salahnya Memberikan Alasan. Meski Akan Menyakitinya, Tapi Setidaknya Jika Dia Punya Salah Atau Kekurangan Bisa Menjadi Bahan Untuk Intropeksi
Jangan menjadi seorang pecundang. Saat kamu datang baik-baik dalam hidupnya dan menjanjikan banyak kebahagiaan serta masa depan. Maka jika memang kamu tak sanggup memenuhinya. Kenapa takut untuk jujur?
Jika kamu pergi karena dia memang mempunyai kekurangan, kenapa harus takut menyampaikan itu padanya? Walau terluka, percayalah dia tetap akan menghargai kejujuranmu. Setidaknya itu bisa menjadi bahan intropeksi buat dia berubah menjadi lebih baik.
Meski Sakit, Kejujuranmu Tetap Akan Dihargai Olehnya. Percayalah Dia Akan Lebih Legowo Menerima Kalau Kamu Bukanlah Jodoh Terbaik Buatnya
Jujur itu memang sakit dan pahit. Apalagi untuk dia yang selama ini sudah percaya padamu, kejujuran bahwa kamu hanya mempermainkannya memang seperti belati yang siap menghunus jiwa dan raganya.
Namun, setidaknya kejujuran itu menunjukkan bahwa kamu bukanlah pecundang dan membuat dia tahu bahwa kamu bukanlah orang terbaik baginya. Sehingga, saat dia kembali menemukan alasan untuk hidup. Dia bisa lebih legowo dan tidak lagi berharap bertemu denganmu lagi.
Sedang Saat Kamu Pergi Tanpa Pamit Begitu Saja. Akan Membuat Luka Itu Sulit Sembuh. Dia Sulit Move On Bukannya Karena Masih Mengharapkanmu, Tapi Terlanjur Benci Karena Merasa Kamu Gantungkan
Jika dulu kamu memulai hubungan dengan baik-baik. Apa salahnya berusaha dengan mengakhirinya dengan baik-baik pula. Jelaskan alasan kamu pergi dan mengkhianati janji yang kamu ucapkan sendiri.
Supaya dia bisa move on dengan bahagia dan melupakanmu sepenuhnya. Bukannya berbalik membencimu dan memendam kekecewaan yang sulit disembuhkan karena merasa dipermainkan dan digantungkan.
Jadi Jangan Egois. Walau Hatinya Tetap Hancur. Tapi, Lebih Baik Pamitlah Saat Ingin Pergi. Biarkah Dia Marah Padamu, Lalu Tersembuhkan Oleh Tangan-Tangan Tuhan
Hati itu lembut dan mudah hancur. Dan tidak mungkin ada yang baik-baik saja saat ada yang menghancurkan hatinya. Pergilah, jika ingin pergi. Karena hubungan dan perasaan tidak bisa dipaksakan.
Biarkan saja dia marah, benci hingga mengumpatimu sesuka hatinya. Tapi, setidaknya berikan alasan yang jelas, pamit dengan cara yang baik. Jangan jadi egois, jujur saja kenapa kamu harus pergi dan biarkan dia menemukan kebahagiaan lain yang mampu menyembuhkannya.
0 Comments