Aku siap menerima kurang lebihmu, hidup dalam segala keadaan dan kondisi bersamamu dan menerima apapun dan bagaimanapun dirimu. Aku pun siap, jika kamu memintaku untuk berjuang Bersama dalam hubungan ini. Karena sama seperti orang lain, akupun ingin mempertahakan hubungan yang aku jalin sebisa mungkin, menua bersamamu dan membangun mahligai rumah tangga yang diidamkan oleh setiap orang.
Namun tetap saja, dalam hubungan yang kita sepakati bersama, aku juga ingin
dibahagiakan, dihargai, disyukuri akan kehadirannya. Aku juga tidak mau
hubungan yang timpang, dimana aku sudah berjuang dan berkorban banyak untukmu,
namun kamu membalasnya dengan tidak menghargaiku, bahkan menganggap bahwa itu
adalah hal biasa dalam hubungan.
Percayalah ini bukan masalah syukur atau tidaknya atas hubungan yang kita jalin
bersama, namun justru aku akan sulit untuk merasakan syukur, saat hubungan yang
harusnya membawa kebahagiaan, justru menjadi beban hati dan pikiran. Saat hubungan
yang seharusnya menjadi tempatku melepas lelah setelah seharian bekerja, justru
menjadi pemicu masalah karena kurangnya kesadaran pada masing masing diri kita.
Sehingga, akan lebih baik jika sebelum atau setelah hubungan ini terjalin,
kita berdua bersama sama belajar soal arti tanggung jawab dan komitmen. Kamu tahu
apa tugas tugasmu, begitupun aku menyadari apa yang harus aku lakukan. Kamu tahu
apa yang akan kamu lakukan, dan tahu bagaimana menempatkan posisiku sebagai
partner dan pendamping hidupmu.
Aku Pasti Meninggalkanmu, Jika Kamu Yang Awalnya Mengajak Untuk Berjuang Bersama. Tapi Faktanya Membiarkanku Berjuang Sendirian
Hubungan pasti akan menjadi semakin kuat dan semakin erat, saat kedua
pasangan tidak berhenti untuk saling membutuhkan, memperjuangkan dan melengkapi
satu sama lain. Saling berjuang dan melengkapi, adalah disaat kamu berjuang,
akupun ikut berjuang, kamu melengkapi kekuranganku, begitupun aku berusaha
menutupi dan jadi yang terbaik untukmu.
Namun, seiring waktu berjalan, nyatanya kamu yang dulu berjanji untuk
berjuang bersama, kamu yang memberikan banyak harapan soal masa depan dan
menjanjikan banyak hal. Mulai melupakan semua itu, melalaikan kewajiban seakan
itu adalah hal biasa dan parahnya, membiarkan aku berjuang sendirian.
Saat aku masih kuat dan punya harapan, baiklah, aku akan bertahan. Tapi, aku
tidak bisa menjanjikan akan terus seperti itu untuk selamanya.
Aku Pasti Akan Meninggalkanmu, Saat Kamu Tidak Hanya Sudah Melalaikan Janji Yang Kamu Ucapkan. Namun Tidak Menghargai Dan Mensyukuri Semua Usahaku.
Sebelum menuntutku menjadi apa yang kamu mau, akan lebih baik jika kamu juga intropeksi diri terlebih dahulu. Sudahkah kamu bertanggung jawab sepenuhnya akan tugas tugasmu. Sudahkan kamu menjalankan kewajibanmu dalam hubungan ini.
Bukan, justru saat aku sudah berbaik hati dengan tetap setia dengan segala
kondisimu, kamu justru meremehkannya
atau tidak menghargainya. Aku diam selama ini, bukan karena aku menyerah
atau tidak bisa hidup tanpamu. Tapi aku sedang menggerus kesabaran dan cintaku
sedikit demi sedikit, sebelum keputusan pergi itu muncul dalam hati dan pikiranku.
Aku Pasti Akan Meninggalkanmu, Bukan Karena Tak Bersyukur Atau Egois Pada Dirimu Atau Hubungan Ini. Tapi Tanyakanlah Pada Dirimu Sendiri, Apakah Arti Diriku Dalam Hidupmu
Setahuku cinta yang nyata itu pasti membawa kebahagiaan dan kedamaian. Bukan kebahagiakan berdasarkan materi semata, tapi juga kebahagiaan dalam jiwa. Setahuku cinta itu harus saling berjuang bersama dan saling melengkapi satu sama lain, agar tujuan pernikahan SAMAWA dan ridho Tuhan pasti bisa diraih bersama. Dan setahuku, bahwa aku memang tidak berharap kebahagiaan pada dirimu, kebahagiaanku ada ditanganku, keputusanku dan berserah diri sepenuhnya pada Tuhanku.
Jadi biarkan aku pergi, jangan menyalahkanku, apalagi mengatakan bahwa aku
tak bersyukur atau egois padamu. Padahal selama ini aku sudah bertahan dan
berjuang sendiri dalam hubungan ini. Kamu memang tampak ada, namun sebenarnya
tak pernah ada karena tak peduli padaku. Biarkan Aku menemukan kebahagiaanku sendiri
dan berpasrah pada takdir yang Tuhan berikan.
Dan jika kamu masih pura pura tak sadar diri dan menanyakan alasanku pergi,
maka tanyakan dulu pada hatimu, apalah arti diriku dan semua janji yang pernah
kamu ucapkan padaku dulu.
0 Comments